Kamis, 15 Desember 2011

Kesuburan Biologi (Mikrobiologi)

Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi

Table 1. Maximum number and biomass (live weight) of soil organisms in a highly fertile grassland soil

Kind of organism
Abundance
(no/m2)
Biomass
(g/m2)
Bacteria
3 x 1014
300
Fungi

400
Protozoa
5 x 108
38
Nematodes
107
12
Earthworms and related forms
105
132
Mites
2 x 105
3
Springtails
5 x 104
5
Other invertebrates (snails, millipedes, etc)
2 x 103
36
From: B.N. Richards (1974) Introduction to the Soil Ecosystem

Organisme (mikroorganisme) tanah penting dalam kesuburan tanah karena

1.    berperan dalam siklus energi
2.    berperan dalam siklus hara
3.    berperan dalam pembentukan agregat tanah
4.    menentukan kesehatan tanah (suppressive / conducive terhadap munculnya penyakit terutama penyakit tular tanah-soil borne pathogen)

1. Siklus energi

-         Sumber energi utama adalah matahari yang diubah oleh tanaman melalui proses fotosintesis menjadi bahan organik
-         Beberapa mikroorganisme mampu melakukan fotosinthesis (menangkap energi matahari: algae)
-         Sumber energi yang lain adalah hasil oksidasi-reduksi mineral anorganik: S dan Fe
-         Energi dalam bahan organik dimanfaatkan oleh organisme/mikroorganisme
-         Organisme dekomposer: milipede dll.
-         Mikroorganisme dekomposer: jamur dan bakteri
-         Mikroorganisme yang tumbuh di rhizosfer memanfaatkan energi dalam eksudat akar: bakteri Azotobacter

Sabtu, 22 Oktober 2011

Turi Mini (Sesbania rostrata) dan Azolla dapat Mensubstitusi Sebagian Pupuk Nitrogen


Turi mini (Sesbania rostrata) merupakan tanaman famili leguminoceae perdu lunak yang ditanam melalui biji. Pada umur 45 hari tinggi tanaman relative pendek yaitu sekitar 30-40 cm dengan lebar tajuk 20 cm. Tanaman ini mempunyai bintil-bintil pada akar dan batang yang mengandung bakteri Rhizobium yang dapat menambat Nudara. Daya menambat N turi mini mencapai 4,7% lebih besar dari anggota famili Fabiaceae seperti kacang tanah dan kedelai. Turi mini mampu menambat N berkisar 56 – 150 kg per ha. Kelebihan lain dari turi mini ini adalah dapat meningkatkan efisiensi penyerapan nitrogen dan fosfor di dalam tanah. Peningkatan efisiensi penyerapan N mencapai 25% dan terjadi peningkatan kandungan N tanah serta peningkatan penyerapan P yang berpengaruh positif mempercepat pembungaan padi sekitar 7 -10 hari

Kulit Buah Manggis Instan BB-Pascapanen Curi Perhatian Pengunjung PF2N Batam


Minuman KBM instan, salah satu inovasi teknologi dan produk unggulan BB-Pascapanen, berhasil mencuri perhatian pengunjung Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) di Batam pada pertengahan Juli 2010 yang lalu. Tidak seperti minuman KBM lainnya yang beredar, teknologi baru yang dihasilkan tim peneliti BB-Pascapanen dibawah koordinator Asep W Permana, MSi. tersebut sangat diminati dan dapat diterima pengunjung karena rasa pahitnya sangat berkurang.
Seperti telah populer, KBM atau kulit buah manggis mengandung xanton, antosianin dan tanin. Produk KBM menjadi incaran pengusaha sebab saat ini menjadi tren penggunaan antioksidan sebagai suplemen maupun terapi berbagai penyakit terutama kanker. Bubuk KBM instan dapat pula digunakan sebagai kosmetika, herbal-jamu, suplemen, pewarna dan pengawet.
Umumnya kulit buah manggis diproduksi dengan bahan baku kulit manggis segar, tetapi teknologi yang dikembangkan BB-Pascapanen menghasilkan bubuk KBM instan dari kulit kering. Salah satu keuntungan penggunaan bahan baku kulit manggis kering adalah pengolahan dapat berlangsung kapan saja, tidak tergantung musim buah manggis. Yang penting, saat musim manggis tiba, kulit buah dikumpulkan dan dikeringkan.
Keunggulan bubuk KBM instan adalah penggunaannya yang lebih luas dan mudah, antara lain untuk minuman instan, bahan obat herbal atau jamu, campuran kosmetik, pewarna dan pengawet makanan. Selain itu, bubuk KBM instan memiliki daya simpan lama; mudah disimpan dan didistribusikan; senyawa yang tidak diinginkan (resin, serat) sudah minimal; serta mengandung antioksidan dan kapasitas antioksidan tinggi. Hasil analisis tiap gram bubuk KBM instan menunjukkan kadar antosianin 1,13 mg, kadar fenol 8,49 mg, kadar xanton (alfa mangostin) 0,59 mg, dan kapasitas antioksidan 19,72 mg AEAC. Hal ini berarti, dalam 1 gram bubuk KBM instan setara dengan 19,72 vitamin C.
Saat ini teknologi proses pembuatan KBM instan telah dipatenkan dan terbuka dilisensikan kepada pihak swasta yang berminat. Dalam skenarionya, kerja sama lisensi produksi bubuk KBM instan tersebut melibatkan berbagai pihak, antara lain petani/kelompok tani, BB-Pascapanen dan pengusaha.
Secara sederhana, petani/kelompok tani dapat membuat KBM kering atau tepung halus KBM yang kemudian menjadi bahan baku industri bubuk KBM instan yang dikembangkan swasta dengan teknologi dari BB-Pascapanen. Teknik mengolah KBM kering dan tepung halus KBM tidak sulit dan dapat dikuasai petani, kelompok usaha, atau rumah tangga dengan mudah setelah dilakukan pelatihan. Dalam kerja sama tersebut BB-Pascapanen dapat mengawal teknologi hingga produksi berhasil.
Daerah sentra buah manggis yang sudah menyatakan minatnya untuk bekerja sama adalah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi. Rencananya akan direalisasikan pada tahun anggaran 2011. Sekedar diketahui, setelah proses pemilihan/sortasi dan grading buah manggis untuk ekspor, masih terdapat buah manggis off grade dalam jumlah besar yang bisa diolah menjadi jus manggis dan bubuk KBM instan.
Sumber: diolah dari situs web BB-Pascapanen

Senin, 03 Oktober 2011

Tanaman Lidah Mertua Dan Manfaatnya



 Lidah Mertua
Tanaman Lidah Mertua

Tanaman Lidah Mertua (Sanseveira trifasciata ) adalah tanaman hias yang sering kita jumpai karena tanaman lidah mertua ini banyak terdapat di para penjual tanaman hias.
Entah bagaimana asalnya sehingga tanmaman ini di namai Lidah Mertua, mungkin anda bisa mengartikannya...he..he...

Tapi siapa sangka jika tanaman ini ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kesehatan kita. Menurut penelitian yang di lakukan NASA ( Badan Penerbangan Antariksa Amerika Serikat )  Tanaman Lidah Mertua dapat menyerap gas beracun sejenis karbon monoksida yang terdapat dalam asap rokok.Nah bagi anda yang suka dengan 
Pola Hidup Sehatjangan lupa untuk merawat tanaman Lidah Mertua ini di rumah anda.

Tanaman Lidah Mertua ini mnyerap gas beracun ketika dalam proses " pernapasan ". Tanaman menyerap karbon dioksida dan mengelurkan oksigen. Gas beracun tersebut kemudian dikirim ke akar tempat mikroba melakukan proses detoksifikasi.

Penelitian itu sejalan dengan temuan seorang profesor biologi di Jepang. Oleh sebab itulah masyrakat negeri sakura itu berbondong-bondong membeli tanaman Lidah Mertua ini. Nah jika anda ingin meminimaliasi racun dari asap rokok untuk keluarga anda, sebaiknya anda budidayakan tanaman Lidah Mertua ini di rumah anda.

Minggu, 11 September 2011

Mentan Usulkan Penyuluh Pertanian Jadi PNS


SUARA PANTURA

11 September 2011

Mentan Usulkan Penyuluh Pertanian Jadi PNS

SLAWI - Menteri Pertanian Ir Suswono menyatakan telah meng usulkan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB) Penyuluh Pertanian diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal itu diungkapkan Mentan saat temu wicara dengan  petani, peternak, dan penyuluh pertanian di Kabupaten Tegal pada Jumat (9/9).
”Kami sedang memperjuangkan THL TB penyuluh pertanian diangkat menjadi PNS,” kata Suswono.

Dia mengatakan, penyuluh pertanian selama ini hanya mendapatkan honor dari pemerintah pusat delapan bulan. Namun, pada kenyataannya mereka bekerja penuh selama setahun. Peng abdian itu pantas mendapatkan penghargaan dengan diangkat menjadi PNS. Selama dalam proses pengajuan untuk bisa diangkat menjadi PNS, Mentan juga telah memperjuangkan agar penyuluh pertanian biasa menda pat kan honor selama 10 bulan.  ”Se mo ga tahun depan bisa 10 bulan,” harapnya.
Menurut dia, keprihatinan THL TB penyuluh pertanian yang hanya dibayar hanya delapan bulan bisa diatasi dengan sharing antara pemerintah daerah dan provinsi. Sisa pembayaran yang selama empat bulan bisa dibebankan pada APBD 1 dan II.

”Daerah membayar dua bulan, sedangkan provinsi dua bulan.”
Wakil Bupati Tegal HM Hery Soelistyawan SH MHum meng ungkapkan, sesuai dengan PP No 48/2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi CPNS, THL TB tidak diperbolehkan diangkat. Namun, pengangkatan bisa dilakukan melalui dinas terkait.
”Dana dinas terbatas, sehingga belum bisa dialokasikan. Saya sepakat kalau sharing dengan provinsi,” katanya.

Kerepotan

Seorang THL TB penyuluh pertanian Adi Nuriswan mengungkapkan, kontrak sebagai penyuluh pertanian akan habis pada 17 September 2011.
Adi Nuriswan, menyatakan kontrak perpanjangan di daerah lainnya dilakukan daerah. Namun, di Ka bupaten Tegal belum seperti daerah lainnya. Hal itu yang membuat 86 THL TB penyuluh pertanian kesulitan.
”Kontrak kerja memang 10 bulan, tapi hanya dibayar delapan bulan.’’
Ditambahkan, honor yang diterima penyuluh pertanian variatif, untuk S1 mendapatkan Rp 1,4 juta, D3 Rp 1,2 juta, dan SLTA Rp 1 juta. Mereka memiliki wilayah tersendiri yang tersebar di 18 kecamatan Kabupaten Tegal. (H64-48)

Budidaya Semangka

I. PENDAHULUAN
Semangka merupakan tanaman semusim, yang buahnya banyak digemari karena memberikan rasa segar terutama jika dimakan pada waktu cuaca panas. Penanaman semangka umumnya dilakukan di lahan sawah setelah padi dengan memanfaatkan air irigasi, namun tidak menutup kemungkinan bila dibudidayakan di lahan kering yang memiliki sumber air kecil pada musim kemarau dengan memanfaatkan teknologi tandon air/embung. Dengan pengelolaan air dari tandon air/embung memungkinkan diperoleh keuntungan yang lebih tinggi jika dimanfaatkan untuk berusahatani semangka dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung dan kacang tanah.
II.      SYARAT TUMBUH
 Semangka biasanya di tanam pada dataran rendah dan akan berhasil baik bila ditanam dengan keadaan daerah sebagai berikut
•              Ketinggian 100-300 m dpl.
•              Topografi datar, tekstur tanah berpasir atau lempung berpasir, struktur remah dan gembur, banyak mengandung bahan organik, pH berkisar 5,9-7,2.
•              Tempat terbuka, penyinaran penuh dengan kisaran suhu 22′ C-30′C dan kelembaban kurang dari 80%.
•              Rata-rata curah hujan 40-50 mm/bulan.
III.     TEKNIK BUDIDAYA
 1.      Pengolahan tanah dan persiapan bedengan
Pengolahan tanah untuk tanaman semangka sedikit berbeda dengan tanaman hortikultura lainnya. Bedengan dibuat dengan lebar 3 meter dan bagian yang diolah hanya 80-100 cm dari pinggir, sedangkan bagian tengahnya cukup dibabat saja. Tanah yang diolah dibuat guludan dan pada pinggir guludan dibuat saluran drainase dengan lebar 40 cm dan kedalaman ± 10-15 cm, yang nantinya digunakan untuk mengairi/penyiraman.
2.            Pembuatan lubang dan pemberian pupuk kandang
Lubang tanam dibuat pada guludan dengan ukuran 20x20x20 cm, dan jarak antar lubang ± 1 meter. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam sebanyak 2-3 kg setiap lubang dengan cara mencampurkan pada tanah galian lubang.
3.            Pembibitan
Agar benih dapat tumbuh baik, sehat dan cepat beradaptasi dengan lingkungan maka perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan kegiatan sebagai berikut:
•              Benih direndam dalam larutan Benlate atau Dithane M-45 (0,5-1 gram/liter) selama ± 6 jam.
•              Siapkan 3 lembar kertas koran yang telah dibasahi, letakkan/susun benih yang telah direndam kemudian tutup dengan 3 lembar kertas koran yang telah dibasahi dan selama + 2 hari usahakan kertas koran dalam keadaan lembab.
•              Setelah benih berkecambah dapat dipindahkan ke kantong plastik/polybag dengan media semai dari tanah dan pupuk kandang
•              Persemaian/polybag ditempatkan pada tempat terbuka dengan diberi naungan yang dapat diatur.
•              Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pengaturan naungan dan pengendalian hama dan penyakit.
4.            Penanaman
Bibit semangka siap dipindahkan apabila telah berdaun 4 lembar (berumur 14 hari). Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan 2 tanaman per lubang. Penanaman bibit dilakukan dengan cara membasahi media bibit kemudian kantong polybag disobek dengan pisau dan dilepas, lalu bibit ditanam sebatas leher akar tanaman.
5.            Pemberian mulsa
Mulsa diberikan dengan menghamparkan mulsa (jerami) di atas permukaan bedengan.
6.            Pemeliharaan tanaman a. Pemupukan
Pertumbuhan dan hasil tanaman semangka ditentukan oleh ketersediaan hara di dalam tanah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan usaha pemupukan. Sebagai acuan pemupukan disajikan pads tabel berikut :
b.           
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 4 hari sekali dengan mengalirkan air dari tandon air ke selokan dan dibiarkan sampai selokan penuh dan air meresap ke petakan tanaman.
c.            Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila gulma tumbuh di petakan lahan dan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemupukan tanaman.
d.            Pengendalian hama dan penyakit
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pengendalian hama penyakit sangat penting, oleh karena itu harus dilakukan tepat waktu, tepat dosis dan jenis obat. Pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit diperlukan penyemprotan secara rutin 5-7 hari sekali baik menggunakan insektisida maupun fungisida sesuai dengan gejala serangan.
e.            Pemangkasan dan pemilihan buah
Untuk mendapatkan bush yang berukuran besar dalam satu tanaman cukup dipelihara 1 -2 buah saja. Untuk itu dipilih dua cabang lateral ditambah satu cabang utama. Bakal buah yang dipertahankan yaitu bakal bush yang tumbuh pada jarak 1,5-2 m dari pangkal batang atau antara ruas 8-15.
f.             Panen
Panen dilakukan apabila buah sudah masak yang ditandai dengan sudah mengeringnya sulur dekat tangkai buah atau tangkai buah sudah kekuningan dan bila buah diketuk terasa bergetar.

Budidaya Bengkuang


1. Sejarah Singkat
Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam suku polong-polongan . Di tempat asalnya, tumbuhan ini dikenal sebagai xicama atau jícama. Orang Jawa menyebutnya sebagai besusu.
Bengkoang memiliki Umbi akar tunggal, kulit luar krem atau coklat muda atau coklat tua, berdaging warna putih atau kuning-keputihan; pada bentuk liarnya berumbi banyak, bentuknya memanjang. Daun majemuk, beranak daun 3; helaian daun bercuping menjari atau utuh dengan tepi bergigi; anak daun lateral mengetupat tidak simetris sampai membundar telur, anak daun terminal mengginjal. Perbungaan tandan semu, berbunga banyak. Bunga berkelopak coklat, mahkota bunga ungu-biru atau putih. Buah polong. Biji pipih bersegi - membundar , berwana hijau- coklat atau coklat tua kemerahan.

2. Taksonomi Tanaman
bengkoang Nama binomial Pachyrhizus erosus(L.)
- Kingdom : Plantae (tumbuhan)
- Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
- Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
- Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
- Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
- Sub-kelas : Rosidae
- Ordo : Fabales
- Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
- Genus : Pachyrhizus
- Species : P. erosus

3. Manfaat Tanaman
- Bengkuang biasa dimanfaatkan sebagai buah atau bagian dari beberapa jenis masakan.
- Umbi tersebut bisa dimakan segar, dibuat rujak, ataupun asinan.
- Tanaman bengkuang sering juga ditanam sebagai pupuk hijau atau untuk penutup tanah di
perkebunan teh.
- Bengkuang ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Kegunaan bengkuang antara lain untuk
mengatasi penyakit kulit, diabetes, demam, eksim, sariawan, dan wasir.
- Bagian yang digunakan sebagai obat adalah akar atau umbi, biji, dan tangkai.
- Berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori.
- Bengkuang bisa digunakan untuk pemakaian obat luar dan dalam. Untuk pemakaian luar,
Mengatasi penyakit kulit, biji bengkuang, dan belerang (masing-masing secukupnya)
dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
- Jika mengidap diabetes, satu atau dua bengkuang diparut lalu disaring dan diminum setiap
pagi dan malam hari.
- Sebagai obat demam, umbi bengkuang dikupas kulitnya lalu dibuat manisan dan dimakan.
- Mengatasi eksim, umbi bengkuang dikupas kulitnya dan dimakan secara langsung. Lakukan
secara rutin empat kali seminggu.
- Jika terkena sariawan, umbi bengkuang dikupas lalu tambahkan air dan madu secukupnya lalu
dijus dan diminum. Mengatasi wasir, satu buah bengkuang dijus lalu diminum tiap bangun
tidur pagi.
- Bermanfaat untuk penangkal biang keringat, menyembuhkan bisul, menyembuhkan
kecanduan NAPZ

4. Syarat Tumbuh
- Iklim:
Curah hujan : 750 -1.000 mm/thn
Tinggi tempat : 0 -1.500 m dpl
Suhu : 25 derajat - 28 derajat Celsius

- Tanah:
Tekstur : berpasir hingga liat, tumbuh baik pada tanah lempung berpasir yang cukup hara
Struktur : gembur
pH Tanah : 4,5 - 8 , optimal 5,8

5. Budidaya Bengkuang
- Pengolahan tanah
Waktu mengerjakan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak dalam keadaan becek atau berair, agar struktur tanah tidak rusak.Tujuan pengolahan tanah adalah: agar tanah menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar dan umbi berkembang dengan baik.

Cara pengolahan:
Tanah ringan/gembur : tanah dibajak atau di cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20 cm, diratakan langsung ditanami.
Tanah berat dan berair: Tanah dibajak atau di cangkul 1 - 2 kali sedalam kurang lebih 20cm, dibuat bedengan-bedengan atau guludan juga dibuat saluran drainase, baru dapat ditanam.

- Penanaman
Penanaman bengkuang dapat dilakukan setelah bibit/stek dan tanah disiapkan. Waktu yang baik untuk penanaman adalah permulaan musim hujan. Hal ini disebabkan bengkuang memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif yaitu umur 4-5 bulan, selanjutnya kebutuhan akan air relatif lebih sedikit.
Jarak tanam tanaman bengkuang secara monokultur: 100 x 100 ; 100 x 60 ; 100 x 40.
Jarak tanam tanaman bengkuang secara tumpang sari:Ubi kayu dengan kacang tanah 200 x 60 cm.Ubi kayu dengan jagung 100 x 60 cm.

- Pemupukan
Tujuan utama pemberian pupuk ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Pupuk an-organik diberikan tergantung tingkat kesuburan tanah. Pada umumnya dosis pupuk anjuran untuk tanaman bengkuang adalah:- Urea : 60 - 120 kg hl/ ha, - TSP : 30 kg P205/ ha,dan - KCL : 50 kg K20/ ha
Cara pemberian pupuk adalah:
- Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea, KCL., dan seluruh dosis P (TSP) diberikan pada saat
tanam
- Pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan KCL diberikan pada saat tanaman berumur 3 -
4 bulan

- Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan bengkuang meliputi:

Penyulaman
Waktu untuk penyulaman paling lambat 5 minggu setelah tanam.

Penyiangan dan Pembumbunan
- Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu).
Penyiangan kedua dilakukan pada saat bengkuang berumur 2-3 bulan sekaligus dengan
melakukan pembumbunan.
- Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga bengkuang dapat
tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.

6. Pengendalian Hama Dan Penyakit
- Hama penting bagi tanaman bengkuang adalah: Tungau daun merah dan Kumbang.
- Penyakit yang sering menyerang ubi kayu adalah: Layu bakteri dan Bercak daun.

Cara pengendaliannya:
- Sanitasi lapang setelah panen ( sisa tanaman dibakar )
- Menggunakan bibit yang sehat dari varietas tahan penyakit
- Pengolahan tanah secara sempurna
- Pergiliran tanaman dengan palawija/tanaman lainnya

7. Panen
Tanaman bengkuang dapat dipanen jika umbi sudah tua dan besar. Panen dapat serentak maupun bertahap. Secara fisik bengkuang siap dipanen apabila daun dan batang sudah mulai kecoklatan. Didataran rendah, bengkuang umumnya dipanen pada umur 3,5 – 5 bulan. Sedangkan didataran tinggi bengkuang dapat dipanen pada umur 2 – 8 bulan.
Setelah dibersihkan dari tanah dan dipisahkan dari umbi yang tidak seha, umbi yang bertangkai hingga pangkal batang disatukan dalam bentuk ikatan tergantung pada tujuan kegunaan akhir. Umbi yang dikirimkan kepabrik dikemas dalam karung maupun curah. Sedangkan umbi yang dikirimkan kepasar dapat dikemas dalam berbagai bentuk sesuai selera pasa, misalnya diikat atau ditaruh dalam keranjang.

8. Pasca Panen
Tanaman bengkuang dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan, abik dengan cxara dikukus, direbus, dan digoreng.

Padi dan Kebutuhan Air


Seberapa Banyak Air Diperlukan Untuk Memproduksi Beras?

Oleh: Dr. Pudjiatmoko

Banyak orang bertanya, ”Seberapa banyak air yang diperlukan untuk memproduksi 1 kg beras?” tetapi masih sedikit jawaban yang memuaskan. Jawaban pertanyaan ini terletak pada definisi ”penggunaan air untuk bercocok tanam padi”. Kita dapat mengidentifikasikan tiga macam penggunaan ”air”, yaitu melalui 1) Transpirasi, 2) Evaporasi dan 3) Gabungan perembesan dan penapisan air.

Bercocok tanam padi menggunakan air melalui proses transparirasi untuk mendinginkan tanaman dan membawa unsur hara yang dibutuhkan tanaman dari tanah naik ke atas sampai ke daun. Proses ini merupakan penggunaan air secara nyata, tumbuhan mengambil air dan melepaskannya ke atmosfir melalui transpirasi. Air yang dipergunakan dalam proses ini tidak dapat dipergunakan kembali oleh tumbuhan yang sama dalam siklus pertumbuhan yang sama. Air yang ditranspirasi tersebut masuk ke siklus air alam dan pada waktunya kembali ke bumi lagi melalui hujan atau salju.

Untuk bercocok tanam padi terdapat tanaman padi dan tanah sebagai media bercocok tanam. Disamping transparasi dari tumbuhan, air yang diatas tanah meninggalkan tempat bercocok tanam melalui evaporasi. Seperti transpirasi, evaporasi air menghilang dan tidak dapat digunakan lagi oleh tanaman yang sama dalam masa siklus pertumbuhannya. Kombinasi dua jenis penggunaan air oleh tanaman padi ini disebut ”evapotranspirasi”.

Air di sawah sering digenangkan dalam jumlah cukup banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan tanaman padi. Selain evapotranspirasi seperti tersebut diatas, air dapat mengalir ke luar sawah melalui perembesan dan penapisan: menuju kesamping dan ke bawah mengalir melalui tanah dan mengalir ke luar sawah. Bagi seorang petani, hal ini merupakan kehilangan air yang nyata. Ketika air dipergunakan untuk tanaman padi di sawah petani dapat mempertimbangkan jumlah air yang terpakai untuk evapotranspirasi, perembesan dan penapisan. Petani memerlukan air irigasi yang cukup, untuk menggantikan air hujan jika curah hujan tidak cukup. Pada hamparan sawah yang lebih luas, perembesan dan penapisan air dari suatu sawah masuk ke air tanah atau selokan air maupun anak sungai. Dengan air tersebut petani lain bisa menggunakannya lagi untuk mengaliri sawah yang lain. Sedangkan air untuk evapotranspirasi tidak dapat dipergunakan kembali.

Penggunaan air tanaman padi melalui transpirasi

Menurut Haefele dkk (2008) dalam kajian percobaan di dalam pot dan greenhouse yang dilaksanakan di International Rice Research Institute (IRRI) memperlihatkan bahwa penggunaan air untuk memproduksi 1 kg gabah berkisar antara 500 – 1.000 liter. Kebutuhan air untuk tanaman padi terbanyak dibandingkan dengan cereal lain seperti gandum (Wheat) dan Barley.

Penggunaan air tanaman padi melalui evapotranspirasi

Perkiraan penggunan air melalui evapotranspirasi dalam sawah padi di dunia adalah 859 kubik kiloliter per tahun. Produksi beras gabah sedunia diperkirakan sejumlah 600 juta ton. Untuk memproduksi satu kilogram gabah memerlukan 1,432 liter air avapotranspirasi. Secara kasar rata-rata penggunaan air untuk budidaya padi sedunia dunia sama dengan untuk budidaya Wheat, akan tetapi lebih tinggi dari pada penggunaan untuk budidaya jagung dan Barley. Menurut Falkenmark dan Rockstrom (2004) untuk memperoleh satu kilogram Wheat memerlukan air sebanyak 1.480 liter, jagung (Maize) 1.250 liter, dan Barley 1.000 liter. Sedangkan menurut Chapagain and Hoekstra (2004) untuk memperoleh satu kilogram Wheat memerlukan air sebanyak 1.300 liter dan untuk jagung 900 liter.

Jumlah air yang dibutuhkan dalam evapotranspirasi untuk budidaya padi sangat bervariasi. Menurut Zwart and Bastiaansen (2004) hasil penelitian untuk sawah dataran rendah menyebutkan jumlah air evapotranspirasi untuk menghasilkan satu kilogram beras paling sedikit 625 liter, pertengahannya 909 liter dan paling banyak 1.667 liter.

Penggunaan air per tahun secara global pada evapotranspirasi dilihat dari peruntukannya, menurut Chapagain dan Hoekstra (2004) menyebutkan untuk keperluan makanan sebesar 6.390 kilometer kubik, bidang Industri 716 kilometer kubik dan keperluan domestik 344 kilometer kubik, sedangkan menurut Falkenmark dan Rockstrom (2004) untuk makanan 7.200 kilometer kubik, industri 780 kilometer kubik dan untuk domestik 180 kilometer kubik. Kebutuhan untuk memproduksi beras total sedunia adalah 12 – 13 % dari jumlah air evapotranspirasi yang diperlukan untuk memproduksi semua bahan makanan di dunia. Sebagai catatan bahwa rumput dan bahan pakan ternak termasuk kebutuhan peternakan.

Penggunaan air sawah untuk tanaman padi melalui evapotranspirasi, rembesan dan penapisan air

Rata-rata sekitar 2.500 liter air yang diperlukan (dengan air hujan dan / atau irigasi) tanaman padi untuk memproduksi satu kilogram gabah padi. Angka 2.500 liter ini dihitung dari evapotranspirasi, perembesan dan penapisan. Rata-rata angka ini berasal dari data penelitian terhadap sawah perorangan di Asia. Angka-angka dari hasil penelitian tersebut sangat beragam yaitu antara 800 – 5.000 liter lebih. Keberagaman ini disebabkan tata laksana budidaya yang beragam seperti penggunaan varietas tanaman, penggunaan pupuk dan cara penanggulangan penyakit, juga tergantung pada iklim dan kesuburan tanah yang berbeda. Penggunaan air di sawah yang ditanami padi diperlukan air 2 - 3 kali lebih banyak dibandingkan tanaman cereal utama yang lain.

Meskipun kebutuhan air untuk evapotranspirasi dalam memproduksi padi hampir sama dengan Wheat, padi memerlukan lebih banyak air sawah dari pada tanaman cereal yang lain karena diperlukan pengaliran air yang tinggi baik rembesan maupun penapisan. Akan tetapi air yang mengalir tersebut dapat diambil dan dipergunakan lagi di bagian hilir. Efisiensi penggunaan air untuk tanaman padi dalam sistem irigasi yang dikelola dengan banyak sawah bisa lebih tinggi dari pada penggunaan air untuk sawah perorangan. Sekitar 1/4 – 1/3 sumber air bersih yang dibangun di dunia digunakan untuk irigasi padi.

Sebagai bahan catatan bahwa beras merupakan bahan makan pokok yang dikonsumsi oleh separuh populasi manusia di planet bumi ini.

Sehubungan dengan peningkatan produksi padi perlu kita perhatikan masalah krisis air, imbas perubahan iklim terhadap pola curah hujan serta penggunaan saluran air irigasi di perkotaan dan wilayah industri. Ketika terjadi kelangkaan air untuk pertanian diperlukan peningkatan teknologi penghematan air seperti aerobic rice yaitu varietas padi yang tumbuh baik di sawah yang tidak tergenang air, dan sistem irigasi yang lebih efisien seperti pengairan dan pengeringan sawah secara bergantian.

Sumber : Rice Today, Vol 8, No. 1, 2009.

Tanaman Hortikultura

1. Pengertian
Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias.

Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya.

Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain. Holtikultura berinteraksi dengan disiplin ilmu lainnya seperti kehutanan, agronomi, dan ilmu terapan lainnya.

1.1.2 Penggolongan Hortikultura
Hortikultura dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu:
1. Tanaman Buah-buahan,
Yaitu : kelompok tanaman ini memiliki keanekaragaman morfologi, seperti ada yang berbentuk :pohon (misalnya rambutan, mangga, durian, jeruk, dan sebagainya), atau bentuk semak markisa).
2. Tanaman sayuran,
Yaitu : tanaman ini merupakan tanaman hortikultura yang utama. Sayuran juga dapat diklasifikasikan atas bagian apa dari sayuran tersebut yang dapat digunakan. Bagian tanaman tersebut dapat berasal dari daun, tangkai daun, umbi, batang, akar, bunga, buah ataupun biji.
Berbeda dengan tanaman buah - buahan, sayuran memiliki umur yang relatif singkat. Tanaman ini umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, oleh karenanya proses penanganannya lebih spesifik dibandingkan dengan hortikultura lainnya.
3. Tanaman Hias,
Manfaat dari tanaman hias ini adalah meningkatkan aestetika lingkungan.
Budidaya tanaman ini dapat dilakukan pada ruang terbuka maupun didalam ruangan.
4. Lanskap arsitektur,
Lanskap menggunakan tanaman tertentu yang dipadukan dengan elemen elemen lainnya untuk menghasilkan pemandangan yang indah. Aspek utama dalam lanskap arsitektur ini adalah penutupan permukaan tanah yang umumnya diwakili dengan rumput. Lanskap arsitektur sedemikian pentingnya karena dapat memuaskan masyarakat yang melihatnya dan berpengaruh terhadap efek fisiologis manusia.

1.1.3 Ciri – ciri tanaman hortikultura
Ciri – ciri Hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus yaitu sebagai berikut :
- Produksinya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun, contohnya :
Durian, Langsat, Rambutan, Manggis dan lain sebagainya.
- Memerlukan voleme (ruangan) yang besar, menyebabkan ongkos angkut menjadi besar pula
dan harga pasar menjadi tinggi.
- Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut Agroklimat
tertentu, contoh : Jeruk Tebas, Durian Balai Karangan, Langsat Punggur, Duku Palembang,
Jeruk Garut, Mangga Indramayu, Markisa Medan, Rambutan Parit Baru, Nenas Palembang
dan lain sebagainya.
- Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan ini sangat
sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun dengan biaya
tambuhan kesulitan itu dapat diatasi.
- Mudah / cepat busuk, tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen
sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi
kualitas dan harga pasar.


1.1.4 Perbanyakan tanaman hortikultura

Digolongkan atas dua cara yaitu
- Perbanyakan generatif adalah perbanyakan yang menggunakan biji
- Perbanyakan vegetative,
Perbanyakan vegetatif buatan Perbanyakan vegetatif buatan terjadi dengan bantuan manusia. Beberapa perbanyakan vegetatif buatan adalah :
Cangkok, Stek batang, Runduk,Setek daun,Tempel (okulasi), dan Sambung pucuk (enten).

a. Cangkok,
Jenis tumbuhan yang biasa dicangkok pohon buah – buahan misalnya mangga, jeruk, dan lainlain. Umumnya jenis tumbuhan berkayu

b. Setek batang,
Potongan batang tumbuhan yang hendak di setek harus mempunyai sebuah mata sebagai bakal tunas. Potongan batang ini umumnya merupakan batang yang sudah cukup tua.

c. Runduk,
jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan runduk sangat sedikit. Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan cara merunduk misalnya melati , alemanda, apel, dan lain2

d. Setek daun,
umumnya diterapkan pada tanaman hias misalnya begunia. Daun yang disetek ini harus cukup tua, dan tanah yang digunakn sebagai media tumbuh harus gembur dan lembab. Perkembangbiakan dengan setek daun ini dilakukan dengan meletakkan daun yang sudah dipilih tadi diatas permukaan tanah. Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang kemudian dapat dipindahkan ketempat lain.

e. Tempel (okulasi),
cara perbanyakkan ini dilakukan dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda. Batang dan tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang ditempel merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang kuat.

f. Sambung pucuk (enten),
Sambung pucuk merupakn penyatuan pucuk dengan batang bawah. Pucuk dan batang bawah yang disambung itu berasal dua tumbuhan. Sambung pucuk dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik mutunya. Bila dibandingkan dengan okulasi, ternyata sambung pucuk lebih cepat menghasilkan. Cara sambung pucuk dapat dilakukan terhadap tanaman hias, buah-buahan, dan perkebunan. Sambung pucuk dilakukan secara sederhana. Batang bawah diperoleh dari semaian biji. Pucuk diambil dari cabang tumbuhan yang mempunyai sifat- sifat baik seperti berbunga indah dan berbuah manis, atau lainnya. Pucuk kemudian disambung dengan batang bawah . Penyambungan dilakukan dengan menggunakan tali plastic.

Rabu, 07 September 2011

Manfaat Cendawan Mikoriza Arbuskula dalam Pertumbuhan Pohon Jati

Pohon jati menuntut persyaratan agroklimat dan lingkungan yang ideal agar kayunya bermutu tinggi. Pohon jati banyak ditemui di daerah berkapur dan gersang. Kondisi lingkungan yang seperti ini sangat menunjang untuk terbentuknya lingkaran batang dan serat kayu yang padat. Tanah pada daerah yang kering dan bercurah hujan rendah mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi sehingga sesuai untuk pertumbuhan pohon jati.
Agar pohon jati tumbuh dengan baik memerlukan organisme pembantu. Organisme pembantu tersebut berasal dari golongan jamur. Jenis jamur yang dimaksud yaitu Mikoriza arbuskula. Cendawan ini hidup menetap di dalam tanah dan di perakaran pohon jati. Hampir semua perakaran tanaman keras dapat ditempati cendawan Mikoriza arbuskula. Tanaman inang dengan cendawan ini memiliki hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).
Cara kerja cendawan Mikoriza arbuskula sebagai berikut. Cendawan menginfeksi perakaran pohon jati menembus hingga ke dalam jaringan pengangkut hara. Mikoriza arbuskula menyerap bahan-bahan organik yang terdapat di dalam tanah dan mengubahnya menjadi ion-ion. Kemudian ion-ion ini disalurkan melalui hifa masuk ke dalam jaringan pengangkut hara tanaman inang. Tanaman inang mendapatkan nutrisi dari cendawan Mikoriza arbuskula. Jadi manfaat jamur ini diibaratkan seperti juru masak. Tanaman inang tinggal menikmati makanan yang siap saji.
Alasan Mikoriza arbuskula dipakai sebagai organisme pembantu, karena;
  1. Kemudahan mendapatkan organisme ini.
  2. Teknologi produksinya sederhana.
  3. Sifat adaptif tinggi dan mampu menetap di berbagai jenis perakaran tanaman keras.
  4. Efektif dan nirpolusi
  5. Organisme ini dapat memperbaiki struktur tanah.
Adanya peran jamur ini berdampak pada pertumbuhan pohon jati. Nutrisi yang diperlukan pohon jati tersedia terus-menerus. Pohon jati berkembang tumbuh normal, batangnya tumbuh lurus, silindris dan sehat. Dengan pertumbuhan yang normal ini, harapan menghasilkan kayu jati yang bermutu tinggi dapat tercapai.

Cara Budidaya Talas




1.SEJARAH SINGKAT

Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi(Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao(China).

Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.
2.JENIS TANAMAN

Tanaman talas mengandung asam perusi (asam biru atau HCN). Sistim perakaran serabut, liar dan pendek. Umbi mempunyai jenis bermacam-macam. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk selinder atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna coklat. Daunnya berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cmpanjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah bermacam-macam. Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan bunga betina terpisah, yang betina berada di bawah, bunga jantan di bagian atasnya, dan pada puncaknya terdapat bunga mandul. Buah bertipe buah buni. Bijinya banyak, bentuk bulat telur, panjangnya ± 2 mm.

Berbagai jenis talas terdapat di daerah Bogor adalah Talas Sutera, Talas Bentul dan Talas Ketan. Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan dan berbulu halus seperti Sutera. Di panen pada umur 5-6 bulan. Umbinya kecoklatan yang dapat berukuran sedang sampai besar. Talas Bentul memiliki umbinya lebih besar dengan warna batang yang lebih ungu di banding Talas Sutera. Talas Bentul dapat dipanen setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan berwarna lebih muda kekuning-kuningan. Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua kemerahan. Di Bogor dikenal pula jenis talas yang disebut Talas Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya berwarna unggu gelap.

Jenis talas lain biasanya tidak di kosumsi karena rasanya tidak enak atau gatal. Contohnya adalah Talas Sente yang berbatang dan berdaun besar, banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya sering digunakan untuk makanan ikan. Sedang talas Bolang memunyai rasa yang gatal, dengan batang dan daun yang bertotol-totol.
3.MANFAAT TANAMAN

Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan. Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin.

Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Umbi, pelepah daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat maupun pembungkus. Daun, sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi. Tanaman ini mempunyai keterkaitan dengan pemanfaatan lingkungan dan penghijauan karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai lahan kering.

Budidaya Gaharu, Satu Pohoh Hasilkan Puluhan Juta

Mahalnya harga jual getah dan pohon gaharu saat ini membuat banyak petani Kotabaru mulai tertarik untuk mengembangkan dan membudidayakan pohon gaharu. Selain memiliki harga ekonomis yang tinggi, pohon gaharu juga dapat tumbuh di kawasan hutan tropis. Pengembangan pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang sudah mengembangkan dan menanam pohon ini. Padahal, keuntungan dari bisnis pohon gaharu dapat mengubah tingkat kesejahteraan warga hanya dalam waktu beberapa tahun.
Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini. Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram getah gaharu.
Sementara harga getah gaharu mencapai Rp5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk getah gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku dijual Rp5 juta per Kg, sedangkan untuk getah pohon gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp15-20 juta per Kg.
Salah seorang petani Kotabaru yang sudah mengembangkan pohon gaharu ini adalah Miran, warga Desa Langkang, Kecamatan Pulau Laut Timur. Menurutnya, untuk menanam pohon gaharu dan menghasilkan banyak getah diperlukan perawatan khusus.
Saat pohon gaharu berumur sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat pemuncul getah. Setiap pohon diperlukan satu ampul dengan harga Rp300 ribu. Miran mengaku, ia sudah menjual sekitar 50 batang pohon gaharu yang masih berumur sekitar 1-3 tahun dengan nilai Rp19 juta. Ia juga telah menanam 500 batang pohon gaharu dengan umur satu tahun lebih dan tinggi sekitar 50 cm.
Karena memiliki sifat tumbuh yang tidak jauh beda dengan tanaman hutan lainnya, setiap hektar lahan dapat ditanam sekitar 500 pohon gaharu dengan jarak tanam sekitar 3-4 kali 6 meter.
Bibit pohon gaharu tersebut ia peroleh dari Samarinda, Kalimantan Timur, yang sebelumnya dikembangkan dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Harga bibit dari Rp7.500 sampai Rp10.000 per pohon.
Untuk pemasaran tidak perlu repot, karena banyak pembeli yang siap mendatangi mereka yang memiliki getah gaharu. Pengusaha transportasi itu juga berharap usaha yang ia rintis dapat diikuti masyarakat dan petani lain di Kotabaru. Apalagi bila mengingat masih banyak lahan tidur dibiarkan terbengkalai mubazir.
“Jika lahan tidur di wilayah kita dikembangkan dengan menanam gaharu, maka 10-15 tahun kemudian akan menghasilkan uang ratusan juta,” terang Miran. Sebelumnya, Miran sudah mencoba beberapa tanaman kebun, namun hasilnya tidak seperti menanam pohon gaharu. Dalam satu pohon usia dewasa dapat menghasilkan uang puluhan juta rupiah,
Selain Miran banyak petani lain di Desa Betung, Langkang Lama, Langkang Baru, Gunung Ulin dan Sebelimbingan yang mulai mengembangkan kayu yang biasa diambil getahnya untuk bahan minyak dan bahan obat-obatan tersebut.

Teknik Budidaya Nanas







NANAS
Ananas comosus L. Merr

A. KLASIFIKASI

Sinonim : Bromelia comosa L, Ananas sativus (Lindley) Schulters f,
Ananassa sativa Lindl, Bromeliad
Sifat Terestrial (tumbuh di tanah dengan menggunakan akar)
Kingdom : Plantae (tumbuhan-tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Liliopsida (monokotil)
Sub-kelas : Commelinidae
Ordo : Bromeliales
Familia : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus Merr
maui-gold-pineapple-on-plate1

Nanas (biasa juga disebut bromeliad) memiliki lebih dari 2.400 kerabat yang sebagian besar berpenampilan cantik. Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nenas, yaitu :
Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida).
Varietas cultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Dewasa ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang.

B. MORFOLOGI

Ananas comosus (L.) Merr. adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama.
Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap ’sisik’ pada kulit buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung — bersama-sama dengan tongkol (spadix) bunga majemuk — menjadi satu ‘buah’ besar. Nanas yang dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian ‘mahkota’ buah) yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif.
Nenas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun. Herba tahunan atau dua tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas merayap pada bagian pangkalnya. Daun berkumpul dalam roset akar dan pada bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Helaian daun bentuk pedang, tebal, liat, panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi berduri tempel yang membengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih, berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai panjang. Buahnya buah buni majemuk, bulat panjang, berdaging, berwarna hijau, jika masak warnanya menjadi kuning. Buah nenas rasanya enak, asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi. Tanaman buah nanas dapat diperbanyak dengan mahkota, tunas batang, stek atau tunas ketiak daunnya.

TANAMAN JATI PUTIH YANG SEMAKIN DIMINATI

Jati mas, jati super, jati pusaka, jati unggul dan lain-lain nama, sebenarnya merupakan produk yang sama. Jati (Tectona grandis) adalah tumbuhan penghasil kayu dengan kualitas terbaik di dunia. Tumbuhan ini sebenarnya berasal dari India. Masuk ke Indonesia diperkirakan pada zaman pra Hindu. Pada waktu itu, kapal-kapal dagang Hindu sudah mulai masuk ke kepulauan Nusantara untuk mencari kayu cendana, gaharu, kemenyan, pala, cengkeh, lada dan kelapa. Kapal-kapal yang terserang badai dan patah tiang layarnya, setelah berlabuh di pesisir utara pulau Jawa segera mencari kayu pengganti tiang yang patah. Tetapi tidak ada kayu yang kualitasnya sama dengan tiang layar mereka. Sebab tiang layar kapal-kapal Hindu tadi terbuat dari kayu jati. Sejak itulah diupayakan untuk mengintroduksi tanaman jati ke pulau Jawa, agar perahu-perahu Hindu yang rusak tiang layarnya tidak mengalami kesulitan untuk melakukan perbaikan. Pertama-tama, tanaman jati dibudidayakan di kawasan Rembang dan Blora. Baru kemudian meluas ke kawasan-kawasan lainnya. Ketika kerajaan-kerajaan Hindu mengalami masa kejayaannya, budidaya tanaman jati ini tetap dilanjutkan. Tetapi dinasti yang memerintah kerajaan Jawa berganti-ganti. Ibukotanya juga berpindah-pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dan kembali ke Jawa Tengah lagi. Sejak itulah komoditas jati tidak terurus hingga menjadi tumbuhan liar di hutan-hutan di pulau Jawa.
Ketika bangsa Belanda dan juga Inggris menguasai pulau Jawa, budidaya tanaman jati kembali dilakukan secara serius. Penanaman jati menjadi monopoli pemerintah. Saat ini pengelola hutan jati di pulau Jawa adalah PT. Perhutani. Sebuah BUMN yang mengelola hutan di seluruh pulau Jawa, kecuali hutan di Ujung Kulon, gunung Halimun, Gede – Pangrango, Kep. Seribu, Bromo – Tengger – Semeru, Meru Betiri, Alas Purwo dan Baluran yang berstatus Taman Nasional. Usia panen tanaman jati berkisar antara 50 tahun sampai 80 tahun. Hingga kayu jati yang dipanen PT. Perhutani sekarang-sekarang ini, merupakan tanaman tahun 1920-an sampai tahun 1950-an. Berarti kayu jati hasil panen sekarang ini, masih lebih banyak yang merupakan tanaman (warisan) pemerintah kolonial Hindia Belanda daripada yang kita tanam sendiri. Mengingat usianya yang sampai puluhan tahun, petani maupun investor kurang begitu tertarik untuk menanam jati. Hingga ketika terbetik kabar tentang adanya varietas tanaman jati yang sudah bisa dipanen sejak umut 10 tahun (penjarangan) kemudian dipanen habis pada umur 15 tahun, masyarakat pun menyambutnya dengan sangat antusias. Jati-jati genjah demikian disebut sebagai jati mas, jati super, jati pusaka, jati unggul dan lain-lain.
Bayangan masyarakat awam terhadap jati super adalah, pada umur 15 tahun diameter tanaman sudah bisa menyamai jati biasa yang berumur 50 tahun sampai 80 tahun. Dugaan ini tentu saja keliru. Diameter jati super umur 15 tahun, masih sama dengan diameter kayu jati biasa pada umur yang sama, yakni hanya sekitar 15 cm. Dengan asumsi, pertumbuhan diameter kayu jati, tiap tahunnya sebesar 1 cm. Sebenarnya, jati biasa tanaman PT. Perhutani pun pada umur 10 tahun sudah mulai dipanen untuk penjarangan tanaman. Hasilnya adalah kayu-kayu jati berdiameter 10 cm, yang penampilan fisiknya jelek. Hingga sebenarnya, kelebihan jati super dan lain-lain tersebut bukan pada umur panennya, melainkan pada jenis kayu yang dihasilkannya. Kriteria utama kayu jati, adalah pada jenisnya, yakni vinir dan hara. Vinir adalah kayu jati yang seratnya sangat halus hingga mudah sekali disayat. Kayu jenis ini akan diserap oleh industri furniture kelas tinggi atau untuk bahan pelapis. Sementara jenis hara akan diserap oleh industri furniture biasa. Kayu jenis ini berserat kasar dan banyak mata bekas tumbuhnya cabang. Kelebihan jati super adalah, kayu yang dihasilkannya merupakan jenis vinir yang harganya lebih tinggi dari jati biasa yang lebih banyak menghasilkan kayu hara.
Baik jenis vinir maupun hara, masih pula dibedakan menjadi beberapa katagori mutu. Mulai dari mutu utama (terbaik), standar pertama, kedua dan seterusnya sampai dengan mutu kelima. Masing-masing mutu tentu memiliki nilai harga yang berlainan. Berikutnya, harga kayu jati juga akan ditentukan oleh diameter dan panjang gelondongan. Harga kayu vinir mutu utama berdiameter 15 cm, pasti lebih murah jika dibanding dengan kayu yang sama dengan diameter 30 cm atau 50 cm, misalnya. Sebab kayu sisa yang terbuang pada 1 m3 kayu berdiameter 50 cm, lebih sedikit dibanding 1 m3 kayu dengan kualitas sama yang diameternya 15 cm. Selain faktor diameter, yang juga ikut menentukan harga kayu jati adalah panjang gelondongan. Kayu dengan kualitas dan diameter sama namun dengan panjang gelondongan berbeda, harganya pun akan berbeda pula. Jadi, meskipun lebih banyak menghasilkan jenis vinir, harga gelondongan jati super yang dipanen pada umur 15 tahun belum tentu lebih mahal jika dibanding dengan jenis hara yang dipanen pada umur 60 tahun atau 80 tahun dengan diameter 50 cm dan 80 cm. Hal demikian inilah yang selama ini tidak diketahui oleh para petani atau calon investor kita.
Sebenarnya sejak awal abad 20, pemerintah kolonial Belanda sudah mengimpikan adanya klon tanaman jati yang tidak menghasilkan cabang. Tumbuhnya lurus dengan serat kayu yang halus. Klon-klon ini setelah diseleksi lalu diperbanyak secara vegetatif dengan okulasi. Tetapi cara ini terlalu mahal untuk diterapkan pada jati. Keadaan baru berubah ketika ditemukan teknologi perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan. Dengan cara ini perbanyakan vegetatif bisa dilakukan dengan massal dan biaya murah. Klon tanaman jati yang tidak menghasilkan cabang itulah yang secara selektif diteliti dan diperbanyak oleh Balitbang Dep. Kehutanan dan Perum Perhutani. Hasilnya tentu saja hanya diperuntukkan bagi kepentingan intern Perum Perhutani. Dewasa ini PT. Perhutani telah memiliki sekitar 30 klon jati unggul. Tetapi di Thailand dan Malaysia, upaya serupa dilakukan oleh pihak swasta. Hasilnya dipromosikan ke masyarakat luas hingga sampai ke Indonesia. Pihak swasta Indonesia pun menanggapinya dengan sangat antusias. Klon-klon jati tanpa cabang dengan serat halus ini pun diperbanyak dengan kultur jaringan. Harga bibit jati super seperti ini berkisar antara Rp 4.000,- sampai dengan Rp 20.000,- per tanaman dengan ketinggian sekitar 50 cm. Variasi harga yang sangat tinggi ini disebabkan oleh banyak faktor. Terutama oleh perbedaan upah tenaga kerja dan volume bibit yang dihasilkannya. Semakin banyak volume bibit yang dihasilkan, harga satuannya akan semakin murah.
Karena kelebihan utama jati unggul ini terletak pada kualitas kayunya, maka promosi mengenai pendeknya jangka waktu panen sebenarnya sangat tidak relevan. Sebab ketuaan umur panen, juga akan menghasilkan diameter kayu yang makin besar dan hal ini juga akan berpengaruh pada tinggi rendahnya harga. Yang lebih pas dipromosikan pada jati unggul ini adalah kualitas kayu yang akan dihasilkannya. Hingga usia panennya boleh 15 tahun, 30 tahun, 50 tahun atau malahan 100 tahun. Semakin tua umur tanaman, semakin tinggi harga kayu yang dihasilkannya, karena diameternya akan terus bertambah. Pengertian ini penting dikemukakan karena variasi harga kayu jati resmi (bukan kayu Sepanyol = Separo Nyolong) berkisar antara Rp 1.500.000,- yang terendah sampai Rp 8.000.000,- yang tertinggi per m3 gelondongan. Variasi harga ini selain ditentukan oleh jenis kayu dan kualitasnya, juga oleh diameter gelondongannya. Informasi tentang jenis jati unggul yang bisa dipanen pada usia 15 tahun sebenarnya sangat menyesatkan karena diameter kayunya masih sekitar 15 cm. Nilai kayu dengan diameter demikian, bagaimana pun juga, tetap lebih rendah jika dibandingkan dengan kayu dengan kualitas yang lebih rendah, namun dengan diameter yang lebih besar.
Dengan harga bibit rata-rata Rp 8.000,- per batang, dengan populasi tanaman per hektar 1.000 pohon (jarak tanam 3 x 3 m), maka keperluan bibit untuk tiap hektar lahan Rp 8.000.000,-. Biaya olah tanah dan penanaman sekitar Rp 2.000.000,-. Hingga modal penanaman jati unggul dengan jarak tanam rapat adalah Rp 10.000.000,- per hektar. Dengan kapasitas kerja 1 orang untuk tiap 5 hektar lahan, dengan upah harian Rp 10.000,- per hari; maka upah kontrol untuk tiap hektar lahan selama 15 tahun adalah Rp 18.000.000,-. Ditambah dengan biaya lain-lain seperti pupuk, biaya tersebut bisa mencapai Rp 30.000.000,-. Hingga total beban investasi dan amortisasi selama 15 tahun adalah Rp 40.000.000,-. Asumsi hasil kayu setelah 15 tahun sekitar 100 m3 dengan harga terendah Rp 1.500.000,- per m3, maka pendapatan kotor per hektar lahan jati unggul setelah 15 tahun adalah Rp 150.000.000,-. Kalau harga kayu bisa mencapai Rp 3.000.000,- per m3 maka pendapatan kotornya akan menjadi Rp 300.000.000,-. Pendapatan ini cukup menarik untuk lahan-lahan marjinal yang memang tidak mungkin ditanami komoditas lain. Tetapi untuk lahan-lahan subur pendapatan kotor Rp 30.000.000,- per 15 tahun atau Rp 20.000.000,- per tahun masih belum begitu menarik. Sebab masih banyak komoditas yang bisa mendatangkan pendapatan kotor beberapa kali lipat dibandingkan dengan jati unggul. Komoditas buah-buahan pada umumnya mampu mendatangkan pendapatan yang jauh lebih tinggi dibanding jati.
Kayu jati memiliki banyak keunggulan dibanding dengan jenis-jenis kayu lainnya karena beberapa hal. Pertama, kelas keawetannya yang tinggi. Keawetan jati, antara lain disebabkan oleh adanya minyak asiri yang disebut teak oil dalam jaringan kayunya. Tingkat kekuatan kayu ini juga tergolong tinggi. Kelas keawetan dan kekuatan jati hanya tertandingi oleh sono keling, ebony, ulin dan beberapa kayu keras lainnya. Tetapi, tingkat kekerasan jati hanya tergolong sedang. Namun justru tingkat kekerasan yang sedang ini akan memudahkan proses pengerjaannya untuk bahan bangunan maupun furniture. Selain kelas keawetan, kekuatan dan kekerasannya yang baik, jati juga masih memiliki keunggulan pada keindahan serta kehalusan tekstur seratnya. Selain warna kayunya yang coklat alami. Kebutuhan kayu jati pada tahun-tahun mendatang akan semakin besar. Sebab kayu-kayu rimba tropis akan semakin terbatas volumenya yang bisa dieksplorasi. Sementara kayu budidaya lainnya seperti mahoni, pinus dan albisia, kelasnya masih berada di bawah jati. Hingga permintaan kayu jati akan tetap lebih baik dibanding dengan kayu-kayu tadi. Meskipun penanaman jati sudah meluas sampai ke Afrika, namun untuk saat ini pulau Jawa masih merupakan sentra hutan jati utama di dunia.
Jati-jati unggul yang sekarang ini digandrungi masyarakat, sebenarnya hanyalah salah satu alternatif komoditas. Bukan merupakan komoditas hebat yang akan mendatangkan keuntungan luar biasa. Asumsi masyarakat awam bahwa jati super ketika dipanen pada umur 15 tahun akan menghasilkan volume kayu sama dengan jati biasa pada umur 50 tahun jelas perlu diluruskan. Dewasa ini masih banyak penjual bibit jati unggul yang memasarkan produk mereka dengan harga Rp 15.000,- sampai Rp 20.000,- per tanaman. Harga itu tentu terlalu tinggi sebab bibit pisang kultur jaringan bisa diperoleh dengan harga di bawah Rp 5.000,- per tanaman. Mestinya, jati yang penanganan aklimatisasinya tidak serumit pisang bisa berharga lebih murah minimal sama dengan pisang. Dan kenyataannya, ada juga penangkar jati unggul yang bisa melepas produk mereka dengan harga Rp 4.000,- per tanaman